Langsung ke konten utama

CERBER: ONE MORE CHANCE


Danny membuka matanya dengan berat dan mengalihkan pandangannya kearah samping , berusaha mematikan jam weker yang ada di meja , tapi ketika tangannya hanya menyentuh meja yang kosong,ia segera mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan ,yang terlihat hanyalah dinding putih bersih , padahal seingat dia dinding kamarnya penuh dengan poster yang tak terhitung jumlahnya ,ia menarik napas dalam-dalam.Bau obat , pikirnya.Ia bangun seraya memijat-mijat kepalanya berusaha mengingat apa yang terjadi.Benar,aku pingsan di sekolah ,katanya dalam hati.Ia  turun dari tempat tidur dan langsung menuju pintu kamarnya .


Ia berjalan agak gontai karena baru bangun dari tempat tidur.Ia membuka pintu dan langsung berjalan kearah kanan.Ia menyadari bahwa rumah sakit ini cukup sepi karena hanya ada sedikit orang yang dia temui sepanjang perjalanan.Ia berjalan terus tanpa ada tujuan pasti.Lalu ,ia sampai pada sebuah pintu yang menampilkan sebuah taman yang cukup indah.Ia melangkahkan kakinya keluar dan mengedarkan pandangan ke seluruh penjuruh taman itu .Disana terdapat bermacam-macam bunga dengan beragam warna.Dan terlihat sekali bahwa taman itu dirawat dengan baik.Namun,yang pertama kali disadarinya adalah bahwa langit sudah terlihat gelap yang menandakan hari sudah malam.Ia melihat sebuah bangku panjang dan hendak duduk disana ketika disadarinya bahwa ada seorang cewek berbaju pasien disana.Yah,pura-pura nggak liat aja deh,katanya dalam hati.Ia mengambil jarak sejauh-jauhnya dari cewek itu seakan kalau dia deket-deket bisa ketularan rabies,bahkan setengah pantatnya tak menyentuh tempat duduk.Ketika ia menoleh ke samping disadarinya kalau cewek itu sedang melamun sambil memandang langit.Lalu ia mengumpat dalam hati,Sialan,kayaknya tadi gue sendiri deh yang bilang  mau kacangin dia ,kenapa malah gue sendiri yang ngelirik-lirik.Ia menggaruk-garuk kepalanya kesal pada kebodohannya sendiri.

”Kamu pasien ya disini?”ucap gadis itu tiba-tiba tiba-tiba sambil menghadap kearah Danny.Setelah itu,Danny baru bisa melihat wajah cewek itu dengan lebih jelas,mukanya tirus pucat ,bahkan nyaris putih,walau begitu tampangnya bisa dibilang lumayan cantik dan matanya memancarkan banyak kebahagiaan namun juga kesedihan disaat yang sama,berpadu menjadi satu menghasilkan tatapan yang begitu mempesona bagi Danny.

“Ah,nggak,walau tampang gue muda plus ganteng begini ,gue dokter lho,baru lulus di usia delapan belas tahun.Gini-gini jasa gue cukup terkenal di rumah sakit ini.”kata Danny dengan bangga memamerkan profesi’dokter gadungannya’Tapi,dalam hati ,ia juga merasa bingung ,tidak biasanya ia bersikap aneh bin ajaib gini,cepat banget berakrab-akrab dengan orang lain.

“Dokter sakit jiwa yang baru ketularan penyakit pasiennya ya?”Tanya gadis itu sambil tertawa.Tawanya sangat renyah dan menenangkan.Danny pun entah kenapa jadi terpengaruh’virus’tertawa itu dan ikut tertawa.

“Oh ya ,namaku Jean,dari kamar 215,nama kamu siapa?”tanya Jean ramah.Sejenak Danny ternganga,jadi gue sekamar ya sama nih cewek,kata Danny dalam hati.”Danny,sama kayak elo,kamar 215”jawabnya kepada Jean.

“Oh jadi kita sekamar ya.Oke deh ,senang berkenalan sama kamu,sori kakakku manggil tuh ,jadi aku harus balik dulu,maklum dia nggak sabaran sih orangnya.”Jean beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Danny menuju ke arah seorang cowok yang menunggu sambil melipat tangan.Jean berbalik sekilas dan melambaikan tangan ke arah Danny.Danny balas melambai.

Hmm,Jean,udah lama gue nggak ngerasa perasaan hangat kayak gini saat bicara sama orang lain.Entah kenapa gue ngerasa kayak lagi bicara sama reinkarnasi nyokap gue,renung Danny dalam hati.
                                                         ***
Selanjutnya,Danny pun selalu meluangkan waktu untuk berbicara dengan Jean ,di kamar,di taman,atau bahkan ia sendiri yang berinisiatif mengajak Jean jalan-jalan.Danny mendapat banyak pelajaran dari Jean.Ternyata gitu-gitu,Jean ahli juga dalam urusan filosofi-filosofi.Tapi yang paling Danny ingat adalah…

“Jean ,menurut lo arti hidup tuh apaan?”Tanya Danny sambil berbaring di rumput ,menatap jajaran bintang di langit.

“Hmm..menurut kamu sendiri?”

“Hmm.menurut gue ya…lahir,menderita,mati,happy ending.”jawab Danny asal-asalan

“Hahaha..Kayak jawaban anak SD Dan,menurut aku pribadi sih ,yang paling penting kita bisa ngebahagiain orang yang kita sayangin,dan yang kedua ngebantu orang yang nggak kita kenal.”

“Kalo gue nggak punya orang yang gue sayangin gimana ,Jean?”tanya Danny serius sambil berbaring menyamping menghadap Jean.

“Aku rasa itu nggak mungkin Dan,mungkin kamunya aja yang belum nyadar.Tapi kalo emang kamu belum punya…”Jean terdiam”Aku rasa kamu harus nyari dulu orang itu,pokoknya yang penting orang itu nerima kamu apa adanya dengan iklhas,menghargai kekurangan kamu jangan kelebihan  doang dan yang paling penting dia nggak ninggalin kamu waktu kamu lagi kesusahan.”lanjutnya diplomatis.

Danny hanya terdiam mendengar perkataan Jean ,menatap langit yang gelap dengan tatapan menerawang sambil berkata kepada hatinya sendiri,gue rasa elo orangnya Jean
                                                                        ***
Danny hendak kembali ke kamarnya.Namun ,saat sudah sampai di depan pintu ,ia mendengar sayup-sayup orang berbicara.Ia hendak pergi agar tidak mengganggu.Namun,saat sudah akan melangkahkan kaki,ia berhenti ketika mendengar namanya disebut-sebut.Ia mendekatkan telinga ke daun pintu untuk mendengar lebih jelas.

“Jean , kakak dengar kamu sempat ngobrol sama Danny.Benar nggak sih?”tanya Harry  serius  kepada adiknya.Jean menjawab dengan santai sambil meniup buburnya,”Iya ,Kak .Aku sempat ngomong sebentar sama dia.Kenapa,Kak?”Harry menatap Jean agak lama , lalu menghela napas pelan.Jean menatap bingung kakaknya ,seraya berkata,”Kak Harry ,ada apa sih ?ngehela napas gitu ,kayak emak-emak aja.”Harry terdiam agak lama ,ia berdiri dan berjalan menuju jendela.Ia membuka tirai jendela lebar-lebar.Kamar dipenuhi oleh cahaya matahari yang hangat.Lalu ,tiba-tiba ia berbalik dan menatap adiknya serius,”Jean,bukannya kakak mau ikut campur ya ,tapi kakak udah punya pengalaman sama tampang anak kayak dia.Kakak nggak yakin dia anak baik-baik.”Situasi menjadi hening seketika setelah pernyataan itu keluar dari mulut Harry

Dari luar pintu ,Danny mendengar pembicaraan itu ,lalu tersenyum kecut,Hahaha…Tepat banget,gue cowok nggak berguna yang nggak akan ada satupun orang di dunia ini yang bakal nerima gue,katanya dalam hati.Ia meraih sebatang rokok dari kantong bajunya,meletakannya di antara jari tengah dan jari telunjuk ,lalu menghisapnya perlahan dan menghembuskannya.”Apa semua orang hanya menilai seseorang dari luarnya aja?”tanyanya perlahan,lebih kepada dirinya sendiri. Lalu,pembicaraan di dalam mendadak berlanjut lagi.

“Kak ,Do you remember what Dad ever said before he died?”Tanya Jean lembut kepada kakaknya.Kakaknya tersenyum samar,”Every people can change .Masalahnya adalah can we give them a chance for change.Kakak nggak akan pernah lupa,terlebih karena itu satu-satunya bahasa Inggris yang pernah diucapin sama papa.”Jean meletakan mangkuk buburnya perlahan diatas meja dan membetulkan posisi duduknya.”Itu maksud aku ,Kak.Aku nggak tau kenapa ,tapi sejak pertama  kali ketemu sama Danny ,aku udah ngerasa,ada sesuatu sama dia yang berbeda,kayaknya anggap aja aku udah ditakdirin jadi orang yang ngebantu dia.”Harry tertawa samar dan berkata,”Jadi sekarang kamu alih profesi nih dari pelajar jadi paranormal”Jean hanya tertawa seadanya,lalu tawa itu lenyap dan ia kembali menatap kakaknya  serius,”Kak,aku ngerasa yang paling dibutuhin Danny sekarang adalah kepercayaan dari seseorang”Harry hanya bisa menjawabnya dengan kebisuan.
Danny menatap rokok yang dipegangnya,matanya menerawang ,pikirannya melayang-layang.

APA??!!!KAMU MAU MASUK SEKOLAH INI PADAHAL DANDANANMU KUCEL BEGITU.KAMU SUDAH GILA YA!!!!!!!
KAMI TIDAK MENERIMA PEKERJA YANG TAMPANGNYA BERANDAL SEPERTI KAMU!!!!!
BAH!!!SEJARAHMU ITU SUDAH BURUK!!!KAMU BERHARAP MASUK SEKOLAH INI!!!!TAK MUNGKIN!!!!
SIALAN KAMU!!DARI TAMPANGMU SAJA SUDAH KETAHUAN KAMU YANG MENCURI BARANG SAYA!!!!

Ia mematikan api rokok itu ,lalu membuangnya ke tong sampah bersama dengan bunkus rokok yang masih tersisa cukup banyak rokok.
Kepercayaan,katanya dalam hati.Seumur hidup dia tak pernah mendengar kata itu ditujukan kepadanya.Bahkan ,sebelum orang lain mengenalnya,mereka sudah beranggapan negatif tentang dirinya.Ia mencoba mengucapkan kata itu di lidahnya.Kata yang sederhana,tapi sekejap ia merasa mendapatkan kekuatan dan alasan lebih untuk hidup.
                                                                                        ***
Harry berjalan keluar dari kamar adiknya.Ia berpikir keras ,adiknya selalu berpikir untuk  semua orang ,tapi Harry berpikir Jean nyaris tak pernah berpikir untuk dirinya sendiri.Apakah itu baik?Saat berada di rumah sakit,Jean nyaris tidak pernah membicarakan mengenai penyakitnya dan kalau Harry ingin membahas penyelesainnya,Jean pasti selalu mengalihkan pembicaraan.Ia melihat jam,sudah waktunya ia bekerja.Untung saja ,ia sempat menyelesaikan pendidikannya sebelum ayahnya meninggal,sehingga sekarang ia mendapat pekerjaan yang cukup bagus,sebagai programmer yang sudah cukup dipercaya oleh bosnya dan selain itu,masih ada uang peninggalan ayahnya untuk membayar pengobatan Jean.Tapi,kalau begini terus,masalah juga tak akan selesai.Jean harus segera memperoleh donor hati,katanya dalam hati.Lalu,saat ia sedang merenung.Tiba-tiba seorang perempuan berusia 40-an berhenti di depannya.

”Maaf,apakah anda bernama Harry Prakorso?”tanyanya.”Ya benar. maaf Anda siapa ya?”Tanya Harry bingung karena tak mengenal wanita itu.Tapi sebagai jawaban,wanita itu malah jatuh berlutut.Harry yang bingung dan panik karena sedang berada di tengah umum segera mendatangi wanita itu dan berusaha memapahnya bangun

”Bu,ada apa ini sebenarnya?jangan begini Bu ,banyak yang melihat.”Tes..Tes..Tiba-tiba muncul tetesan air mata dari wajah wanita itu diatas lantai rumah sakit.Lalu,saat ia menengadah ke atas menatap Harry,matanya nanar dan bercucuran air mata.”Ha..Harry I..ini Tante Melissa.”katanya terbata-bata sambil menahan tangis.Harry berpikir sejenak,Tante Melissa….Melissa siapa ya?Oh ya,saudara papa ada yang namanya Tante Melissa.”Tante Melissa saudaranya papa?”Tanya Harry hati-hati tidak yakin sambil mendudukan wanita itu di bangku rumah sakit.”I..Iya Harry,kamu masih i..ingat?Gimana kabar kamu sekarang?”tanyanya sambil mengusap matanya yang masih saja meneteskan air mata.”Iya Tante ,baik kok.Tante sendiri gimana,kenapa ada di rumah sakit?”tanya Harry heran.

”Itu..Itu yang mau tante bicarakan .Anak Tante, Danny,mengalami gagal ginjal,sekarang nggak tau apa yang harus Tante lakukan,dia juga nggak nganggep Tante sebagai ibunya karena kenyataannya Tante bukanlah ibu kandungnya..saya..saya..tidak tau lagi ha..rus bagaimana..”kata Tante Melissa,air mata kembali menetes dari sudut matanya.Mendengar perkataan Tante Melissa,Harry hanya bisa tercengang-cengang.Danny yang itu,setau gue ,Danny yang dulu gue kenal tuh anak yang baik dan patuh ,kenapa sekarang malah jadi kayak gitu,tanyanya dalam hati.Eh ,tunggu jangan sok tau dulu Har,ada banyak Danny di dunia ini.”Maaf maksud Tante, Danny yang di kamar 215?”tanya Harry.”Iya Har,sejak Ibu Danny,Tante Diana meninggal,Danny jadi banyak berubah,dia jadi nganggep semua hal sebagai kesialan ,nggak mau percaya lagi sama orang lain”kata Tante Melissa sambil merenung.”Dan ,Tante ingin bicara masalah satu hal Har.”kata Tante Melissa sambil menatap Harry serius.”Tante udah mencoba untuk mendonorkan ginjal buat Danny,tapi ginjal Tante nggak cocok.Dan,seinget Tante waktu itu,Jean pernah donorin darah ke Danny kan dan ternyata cocok,karena itu ,bisakah Tante meminta…”Tapi sebelum Tante Melissa menyelesaikan kalimatnya,Harry sudah menebak kelanjutan kalimatnya.

“Maaf Tante ,Nggak bisa..Saya nggak bisa ngebantu untuk urusan ini.”Kata Harry pelan dengan nada bersalah.”Tapi Harry,Danny sekarang udah kritis,Tante ng..gak ta..tau la..gi apa la..gi yang bi..sa di..lakukan.Tante mo..hon Ha..Ha..rry”Tante Melissa memohon sambil berurai air mata yang menetes kian banyak.Harry yang ngeliat juga tidak tahan ,namun tetap saja,mengorbankan Jean yang bahkan sekarang juga lagi kritis.Dia tidak bisa melakukannya.”Tante ,bagaimana kalau saya yang melakukannya?”tanya Harry.Tante Melissa menggeleng pelan”Kemungkinan ginjal kamu cocok sangat kecil,Har.Kalau Jean…”


“Jean divonis kanker otak Tante ,stadium 3.”potong Harry sambil memandang lantai.Tante Melissa hanya menatap Harry kaget ,dia hendak membuka mulut ,tapi menutupnya kembali karena tak tahu harus berkata apa.”Tante ,saya tau ini berat buat Tante,buat kita berdua,tapi Jean,dia keluarga saya satu-satunya sekararang,dia yang selalu nyuport saya selama ini,ngehibur saya,buat saya pengen tetap ngejalanin hidup,life is nothing without her in my life,kalau saya yang berkorban it’s fine Tante,tapi kalau Jean….Sori saya nggak bisa.”kata Harry mengakhiri,lalu meninggalkan Tante Melissa sendirian yang masih termenung di kursinya,sambil menatap Harry memohon,namun hanya dijawab dengan kebisuan,meninggalkannya di tengah kesunyian dan harapan hampa.Tanpa mereka sadari ,Jean melihat mereka dari kejauhan ,bahkan mendengar seluruh pembicaraan mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum Fisika : TITIK BERAT BENDA

JUDUL                                   :  Titik Berat Benda KOMPETENSI DASAR       :  Menjelaskan kondisi benda tegar akibat adanya torsi ( momen gaya ) TUJUAN                                : Mengetahui titik berat dari suatu benda yang tidak beraturan