Langsung ke konten utama

PIDATO

Selamat pagi, Bapak Ibu Guru dan teman-teman yang saya kasihi. Salam sejahtera bagi kita semua.
Marilah kita panjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena pada pagi hari ini kita diberi kesempatan untuk berkumpul di tempat ini untuk memperingati HUT RI yang ke-69.


Seperti yang telah kita ketahui, 69 tahun yang lalu, bangsa kita akhirnya berhasil lepas dari tangan penjajah dan memperoleh kebebasan. Berkat perjuangan para tokoh-tokoh perjuangan, kita bisa mendapatkan kembali hak-hak kita. Sudah menjadi kewajiban kita untuk membalas jasa-jasa para pahlawan dengan mengembangkan bangsa dan negara ini. Tapi, bagaimana kenyataannya sekarang?
Untuk membangun sebuah negara, diperlukan kontribusi dari seluruh warga negara, tapi sayangnya sulit sekali menemukan manusia yang berkualitas sekarang ini, sehingga pada akhirnya negara kita tidak mampu berkembang secara maksimal meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Manusia yang berkualitas adalah manusia yang bukan hanya cerdas secara intelektual tapi juga cerdas  secara emosional, serta mampu mengamalkan nilai-nilai luhur. Setiap tahun kerap kali kita dengar, banyak pelajar-pelajar Indonesia yang meraih penghargaan dalam olimpiade-olimpiade tingkat internasional. Bukankah itu membuktikan bahwa sebetulnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang cerdas? Namun kenyataannya, banyak sekali jumlah pengangguran di Indonesia. Saya rasa hal ini disebabkan karena kesalahan mekanisme pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia hanya befokus kepada teori, namun melupakan bahwa sebuah teori tanpa praktek tidaklah berguna. Kenyataannya saat kita memasuki dunia kerja nanti hanya sekitar 45% dari materi yang kita pelajari di sekolah yang akan benar-benar digunakan, sisanya adalah berasal dari pengalaman, kemampuan untuk bekerjasama dan nilai-nilai moral yang kita pegang.
Terlepas dari hal itu, pendidikan di Indonesia juga belum tersebar secara merata. Di daerah-daerah di luar pulau Jawa, anak-anak harus menempuh jarak hingga berkilo-kilometer hanya untuk menuntut ilmu, belum lagi fasilitas belajar-mengajar yang kurang memadai, sehingga bila kondisi cuaca memburuk, pelajaran seringkali tidak dapat dilangsungkan. Sebaliknya kita yang sudah memiliki fasilitas belajar yang memadai, berupa komputer,internet, dan lain-lain justru seringkali melupakan kewajiban kita sebagai pelajar, menjadikan ilmu sebagai sebuah beban, bukan bekal bagi masa depan kita. Saya rasa pandangan ini berkembang dari didikan yang salah baik dari keluarga, sekolah, maupun sistem pendidikan itu sendiri. Diantaranya adalah mekanisme Ujian Nasional yang wajib diikuti oleh setiap siswa di akhir jenjang SD,SMP, dan SMA. Peran Ujian Nasional yang sangat penting bagi kelulusan mampu menekan mental siswa hingga membuatnya menempuh segala cara hanya untuk lulus. Padahal makna dari pendidikan itu sendiri bukan hanya tentang kognitif tapi terlebih untuk membina sikap dan personalitas seseorang.
Selain pelajar, peran dari seorang pendidik juga tidak kalah pentingnya. Sekarang ini, jarang sekali ditemukan seorang pendidik yang benar-benar ’mendidik’ siswanya menjadi seseorang yang cerdas dan berbudi pekerti. Profesi guru sayangnya kurang ‘eksis’ diantara pelajar-pelajar, terutama murid-murid cerdas yang cenderung memilih profesi sebagai dokter,pebisnis, maupun arsitek. Motto“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa” dianggap remeh. Padahal, kualitas dari seorang pelajar sangat bergantung pada kualitas dari seorang guru.
Manusia yang berkualitas juga harus memegang nilai-nilai yang baik dalam hidupnya. Nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, daya juang, kerja keras merupakan ‘bakat’ yang sulit sekali  ditemukan sekarang ini. Sayangnya, masih banyak orang yang beranggapan bahwa kecerdasan hanya tentang intelektual saja.
Saya percaya bahwa manusia yang berkualitas adalah manusia yang bukan hanya menciptakan kesejahteraan bagi dirinya sendiri, tapi juga membawa kebahagiaan bagi orang lain. Dia juga pasti adalah seseorang yang mampu membawa negara ini kearah yang lebih baik. Apakah manusia yang sejahtera pasti adalah manusia yang berkualitas? Hal itu tidak menjadi jaminan karena sekarang ini seringkali kita temukan pejabat-pejabat yang kaya dan sejahtera, namun korup dan mengorbankan orang lain hanya untuk kepentingannya sendiri.
Oleh karena itu, saya mengajak Bapak Ibu Guru dan teman-teman sekalian untuk menjadi seseorang yang berkualitas, yang mampu membangun dan mengembangkan negara ini  dan menciptakan kesejahteraan bagi semua orang.

Sekian dan terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum Fisika : TITIK BERAT BENDA

JUDUL                                   :  Titik Berat Benda KOMPETENSI DASAR       :  Menjelaskan kondisi benda tegar akibat adanya torsi ( momen gaya ) TUJUAN                                : Mengetahui titik berat dari suatu benda yang tidak beraturan